Rabu, 30 November 2016

Resensi buku The Weird Sisters



Identitas buku :
Judul                          : The Weird Sisters
Nama Pengarang         : Eleanor Brown
Tahun Terbit               : November 2011
Penerbit                      : PT Bentang Pustaka
Halaman                     : 441

The Weird Sisters
-Di balik amarah dan rasa benci, selalu ada cinta yang tak terucap di antara mereka-

Kira-kira seperti itulah gambaran dalam cover buku karya Eleanor Brown, dengan ilustrasi gambar seorang wanita yang sedang menempuh perjalanan panjang. Saya menyukai konsep dari cover buku dan saya kira ini cukup merepresentasi keseluruhan dari cerita.

Buku ini merupakan sebuah karya debut yang menarik, mempersembahkan cerita yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari atau mungkin kita juga pernah menjadi bagian dari cerita tersebut, namun Eleanor Brown dalam hal ini sangat cerdas, karena dibungkus dengan emosi yang penuh warna dan cukup mendetail sehingga pembaca dapat menangkap apa dan bagaimana emosi yang dimiliki oleh masing-masing pemain.  Debut Novel Eleanor Brown diceritakan oleh tiga saudara yang berbicara sebagai satu kesatuan, sehingga pembaca akan dibuat bingung sekaligus kagum dengan ‘aku’ ‘kami’ dan ‘dia’ dalam buku ini.

The Weird Sisters merupakan kisah dari tiga anak perempuan keluarga Andreas (Rose, Bean dan Cordy) yang tinggal di sebuah kota kecil bernama Barnwell, Inggris. Ayah mereka Dr. James Andreas adalah seorang profesor sastra Inggris di Barnwell College, pemuja karya-karya Shakespeare terkenal dan selalu mengutipnya setiap kali mengungkapkan sesuatu. Mrs. Andreas adalah seorang ibu rumah tangga yang mengabdi pada suaminya. Keluarga Andreas adalah keluarga yang sangat gemar membaca, tiada waktu luang yang dilewati mereka tanpa membaca, terutama sastra. Nama mereka pun terinspirasi dari tokoh-tokoh sdalam karya Shakespeare. Rose tinggal bersama orang tua sedangkan Bean dan Cordy berada diluar kota. Ibu mereka mengidap penyakit kanker, sehingga mereka saling berkirim surat dan mengagendakan untuk pulang. Dan begitulah cerita The Weird Sisters akan dimulai….

Rose kakak tertua sejak awal sudah bertekad mengurus kedua orang tuanya, untuk itu dia tak pernah memimpikan tinggal berjauhan dari mereka. Rose bekerja sebagai dosen tamu jurusan matematika disalah satu universitas dan menjadi dosen di Barnwell College adalah impiannya. Namun ketika dia mendapatkan tawaran untuk bekerja di Barnwell, tunangannya Jonathan mengajaknya tinggal diluar negri bersamanya setelah menikah. Hal itu membuat Rose sangat bimbang, dia menginginkan pekerjaan itu ditambah dia merasa memiliki keharusan mengurus ibunya, namun dia juga tidak bisa membuat Jonathan menunggunya.
Bean telah meraih semuanya, ia tinggal di New York yang telah menjadi kota impiannya sejak kecil dengan kantor yang megah dan kehidupan yang begitu gemerlap. Namun, meski dengan pendapatan Bean yang besar, itu tak cukup untuk menutupi kebutuhan gemerlapnya dan itulah awal bencana bagi hidupnya. Bean menggelapkan uang perusahaan dan mempunyai banyak hutang.

Bagi Cordy, hidupnya adalah milik dunia. Dia hidup berpindah dari satu kota ke kota yang lain dan menjalani hidup layaknya sebuah permainan. Kemudian malapetaka pun dating, Dia hamil tanpa ayah.
Ketika para sisters kembali ke rumah masa kecil mereka, mereka seolah-olah berkata pada dunia “Lihat, kami saling mencintai. Kami hanya tidak saling menyukai sangat banyak”. Mereka berkumpul untuk merawat ibu mereka yang sakit, tapi itu hanyalah alasan untuk mereka agar bisa pulang dan sembunyi dari masalah yang terjadi.

Rose yang dominan mengurus hal yang berhubungan dengan rumah sakit, jadwal kemotherapi dan obat-obatan. Rose adalah tipe perempuan yang lebih feminine dan selalu memperhatikan semua orang. Sementara Bean menyibukan diri ke bar dan mencoba memikat beberapa pria, namun tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan Bean. Bean adalah yang tercantik diantara ketiganya, meskipun bisa dibilang mereka memiliki wajah yang tidak terlalu berbeda tapi dia mempunyai pesona tersendiri dalam hal penampilan. Cordy merupakan yang terakhir pulang, untuk berkumpul pun mereka seperti sebuah urutan. Cordy dikenal sebagai seorang yang dapat membuat siapapun senang dekat dengan dirinya.

Selama di Barnwell mereka berkumpul seperti pecundang yang kehilangan arah. Keadaan ibu mereka semakin parah dan mengalami komplikasi, sehingga tak mungkin untuk menceritakan masalah yang mereka hadapi. Sungguh sangat sulit menemukan waktu yang tepat untuk jujur satu sama lain. Jonathan terus menanyakan keputusan Rose, surat tagihan untuk Bean terus berdatangan dan perut Cordy makin besar. 

Bean selalu menghabiskan waktu di perpustakaan barney, dan diam-diam berhubungan dengan suami perempuan lain bernama Edward. Disisi lain Bean cukup dekat dengan pendeta baru yang tampan dan terlibat dalam kegiatan social yang diadakan oleh gereja. Bean perlahan merasakan bahwa kisahnya dengan Edward seperti mengulang-ulang dosa yang sama. Bean akhirnya berubah, memustuskan hubungan terlarangnya dan mulai menjual pakaian glamornya untuk membayar hutuang. Meskipun tidaklah cukup, Bean mencicilnya dan akhirnya mendapatkan tawaran untuk menjadi pustakawan.

Cordy memutuskan untuk melahirkan bayinya dan mendapat pekerjaan di salah satu café milik teman yang mencintainya sejak sekolah. Rose selalu curiga kepadanya tapi Rose hanya bisa diam, ketika Cordy menceritakan kehamilannya, dia menerima tampikan yang keras dari ayahnya dan hubungan mereka menjadi renggang. Namun setelah Cordy melahirkan, Mr. Andreas tak pernah melepaskan pandangannya dari sang cucu.
Sementara  Rose, dia akhirnya bisa keluar dari kekhawatirannya setelah bicara dengan ibunya. Rose tinggal bersama Jonathan setelah menikah dan pulang ke Barnwell untuk singgah.

Tiga saudara menyadari bahwa segala sesuatu yang mereka jalani dari kehidupan, kampung kecil mereka, dan diri mereka sendiri - mungkin menawarkan lebih dari yang mereka pernah diharapkan. Terkadang hal yang tidak kita inginkan terjadi dalam kehidupan adalah yang terbaik untuk kita, kita hanya perlu mengulurkan tangan untuk menerima dan menjalaninya sebaik mungkin.

Rosalind, Bianca & Cordelia – The Weird Sister

Happy Reading Smart Poeple...
Aku berharap kalian bisa terinspirasi untuk memilih buku yang akan dibaca dalam waktu dekat...

See U on my next post,,,
Stay Positif....
Eccy_marrafa :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar